Selamat malam 🙂
Udah beberapa bulan ini saya dihantui sejenis tembok kasat mata. Seolah kompakan dengan Papadino yang terus aja komen betapa saya menghabiskan terlalu banyak waktu ngotak-ngatik penampang blog daripada nulis kontennya hehe. Sebenernya masih banyak hutang tulisan saya bahkan diluar blog ini. Tapi entah kenapa jalinan otak rasanya buntu, tumpul tak bertaji. Setiap jari ini mau melenggang di atas keyboard, belum lagi sepatah dua kata terangkai rasanya otak sudah mau pingsan. Mendadak kosakata saya hilang berseliwer entah kemana. Padahal ya itu tadi, hutang tulisan saya menumpuk dan semakin menumpuk saja.
Sementara mengerjakan kode-kode layaknya bermain puzzle. Selain buat penasaran kalau belum selesai, itu juga seolah pelarian slash hiburan saya kalau penat menulis. Akhirnya ya begitu deh, mandeknya tulisan saya semakin berlarut. Makanya saya berpikir mau ngga mau urusan blocking ini harus didobrak. Kalau pun tak bisa dengan trik-trik refreshing ide ya berarti harus dipaksa. Kemudian saya bertemu dengan artikel yang ditulis teman saya Farida Susanty di sini, judulnya “Help, I Have Creativity Block!” Pas banget deh.
Memang betul ya, setelah saya baca mungkin ada sekitar tiga sampai empat poin di situ yang saya banget ^^;. Okee, kalau begitu pe-er saya mendobrang sang tembok harus dimulai! Mudah-mudahan panduannya Farida membantu saya keluar dari kotak bernama mandek ini. Wish me luck! Nanti saya update lagi ya 🙂
Be First to Comment